Terkait Lahan Pertanian Kota Mataram Terus Menyusut
Mataram, MATARAMnews – Perkembangan pembangunan infrastruktur di Kota Mataram berlangsung sangat pesat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di Kota Mataram. Bahkan lahan pertanian yang ada di Kota Mataram setiap tahun 25 hektarnya berkurang sehingga diperkirakan tersisa hanya 2.000 hektar digantikan oleh perumahan dan pertokoan yang menjadikan Kota Mataram menjadi hutan beton.
Kepala Dinas Pertanian, Kelautan, dan Perikanan Kota Mataram, Ir. HL. Mazhuriadi saat di konfirmasi wartawan, terkait hal itu menyadari jika setiap tahun lahan pertanian di Kota Mataram terus menyusut. Namun, bukan berarti dengan berkurangnya lahan sawah itu produktivitas padi di Kota Mataram akan berkurang.
“Kita sudah upayakan lahan-lahan sawah tidak beralih fungsi, namun kalaupun sudah ada yang beralih, sawah-sawah yang belum tersentuh akan kita pertahankan dan tentunya produksi juga harus tetatap terjaga,” katanya, Rabu (7/3)
Kendati lahan pertanian di Kota Mataram terus menyusut, Mazhuriadi, merasa optimis produksi padi di Kota Mataram bisa mencapai 25.000 ton hingga pada tahun 2014 target produksi padi Kota Mataram bisa mencapai 28.000 ton sesuai target yang disepakati bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB sehingga pada tahun 2014 mendatang produksi padi NTB bisa mencapai 2,3 juta ton.
“Kalau 25 ribu ton saja bisa apalagi 28 ribu ton karena ini saja sawah kita bisa produksi padi sampai 6 ton perhektarnya,”tegas Mazhuriadi.
Sementara itu, disinggung terkait harga pembelian gabah dan beras atau HPP di tingkat petani, Mazhuriadi, menghimbau kepada para petani untuk tidak terlalu cepat menjual hasil padinya agar tidak merugikan petani.
Sebagaiman diketahui, Badan Urusan Logistik Divisi Regional NTB menaikkan harga pembelian gabah dan beras meskipun Kementerian Pertanian belum menetapkan harga pembelian pemerintah pada tahun 2012. Dimana, Bulog akan membeli gabah kering giling (GKG) dari petani dengan harga Rp4.300 per kilogram (kg) dan beras Rp6.500 per kg.
Untuk pembelian Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani seharga Rp2.640 per kilogram, GKP di penggilingan sebesar Rp2.685 per kilogram, Gabah Kering Giling (GKG) di penggilingan dengan harga Rp3.300 per kilogram, GKG di gudang Bulog Rp3.345 per kilogram, dan harga beras di gudang Bsebesar Rp5.060 per kilogram.
HPP itu merupakan harga yang berlaku saat beras petani dimasukkan ke gudang Bulog oleh para pedagang pengumpul atau mitra kerja Bulog yang juga membeli dari petani produsen dengan harga sedikit lebih rendah dari HPP.
Tidak ada komentar