x

Tempat Tinggal Korban Kebakaran Memprihatinkan

waktu baca 3 menit
Jumat, 12 Okt 2012 15:26 0 31 Redaksi

KLU, MATARAMnews – “Hampir tiga bulan kami hidup di dalam tenda sempit setelah terjadinya kebakaran pada jum’at siang 27 Juli 2012 lalu. Sementara pemerintah hanya datang memberi janji tanpa pernah terealisasi. Kami hanya dibantu 10 kg beras dan alat masak hanya sekali”. Demikianlah keluh kesah salah seorang warga Dusun Barung Birak Desa Sambik Elen Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara (KLU) yang bernama A. Lin, (45) kepada MataramNews yang rumahnya hangus terbakar ketika berkunjung mengambil gambar Masjid kuno, Jum’at (12/10/2012).

Rombongan dari MataramNews yang terdiri dari Pimpinan Redaksi, H. Saofi, wakil Pimred, Agus SP, Sekred & Korlip, Imam Budiman, Redaktur, M. Azami didampingi Ari Primadona, berkunjung ke Dusun Barung Birak yang hanya bertujuan untuk mengambil gambar Masjid kuno setempat. Dan beberapa meter dari bangunan masjid ini, terlihat beberapa tenda yang berwarna hijau, sebagai tempat sementara bagi warga korban kebakaran. Akibat kebakaran itu sendiri menghanguskan empat rumah dan lima buah berugak dengan kerugian ditaksir ratusan juta rupiah.

Rumah yang terbakar masing-masing milik, Amaq Ilem, A. Lin, A. Jumak dan A. Gus serta satu buah rumah adat Barung Birak. Dan para korbanpun sejak kejadian hingga sekarang ini masih tinggal ditenda milik Pemerintah Daerah (Pemda) KLU.

Menurut A. Lin, para korban hanya mendapat satu kali bantuan, berupa beras sebanyak 10 kg ditambah dengan beberapa alat masak. Sedangkan bantuan bahan bangunan rumah hingga berita ini diturunkan belum ada

Pantauan MataramNews di lokasi menunjukkan, selain berdiri empat buah tenda, juga warga membangun tempat tinggal yang terbuat dari bambu dengan atap daun kelapa, yang bila turun hujan akan bocor. “Kami tidak tahan tidur ditenda yang ukurannya cukup kecil, sementara kami memiliki keluarga dan anak 7 orang anak, sehingga terpaksa kami kumpulkan bambu bekas kebakaran untuk membuat tempat seadanya. Didalam tenda selain harus tidur berdesak-desakan dengan keluarga, juga udaranya cukup pengap dan panas”, kata A. Lin sedih.

Kalau panas seperti itu dimana anda tidur? Menjawab pertanyaan tersebut, A. Lin mengaku, terpaksa tidur diluar atau mencari berugak warga yang kosong disekitarnya. “Kami terpaksa tidur diluar tenda, sementara pemerintah sepertinya kurang peduli terhadap nasip kami yang rata-rata hidup miskin”, katanya.

Warga minta kepada pemerintah KLU, untuk memberikan bantuan bahan bangunan rumah, karena mengingat musim hujan akan tiba. “Bantulah kami pak untuk menyampaikan kondisi ini ke pemerintah”, harap puluhan warga setempat.

Sementara Kepala Desa Sambik Elen, M. Katur, ketika dikonfirmasi terkait dengan kondisi warganya mengaku sudah menyampaikan masalah ini ke instansi terkait baik ditingkat kecamatan mapun di kabupaten, tapi hingga kini belum dibantu. “Kami tidak tau alasannya, sehingga bantuan bahan bangunan rumah belum direalisasikan kepada korban kebakaran, padahal sejak kejadian kami langsung sampaikan, bahkan pemerintah sendiri langsung turun ke lokasi kebakaran. Dan Insya Allah hari senin ini kami akan langsung ke kabupaten menanyakan persolan ini”, janji Katur.

Tempat tinggal korban bencana kebakaran benar-benar memprihatinkan. Alangkah bijaknya bila pemerintah tidak hanya sekedar bisa memberi janji kepada masyarakat miskin, akan tetapi bukti nyata. Kini warga mengaharapkan bantuan bahan bangunan rumah, yang perlu segera direalisasikan sebelum hujan turun.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA
    x
    x