BIMA – Bentrok antar warga di wilayah Bima Kota dan Kabupaten sudah menjadi tradisi, dari masalah pribadi berujung membawa nama kampung, desa dan kelurahan asalnya, sehingga yang terjadi perang antar kampung maupun desa. Seperti yang terjadi perang antar dua kampung di Kabupaten Bima Minggu (11/8/2013) lalu, sekitar pukul 14.00, di areal persawahan So Lamangge yakni antara Desa Cenggu Kecamatan Belo dengan Desa Nisa Kecamatan Woha. Peristiwa itu membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima harus turun tangan, dengan mempertemukan kedua kubu bertikai agar melakukan islah (damai).
Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Bima Drs. H. Syafrudin HM. Nur, M.Pd pada wartawan Selasa (13/8/2013) di halaman Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Menurut Wabup Syafrudin bahwa pertikaian yang dipicu persoalan sepele yakni, sekelompok anak muda dari kubu Desa Cenggu mengendarai sepeda motor dengan suara bising, sehingga menimbulkan perasaan tidak enak bagi warga Desa Nisa, maka perang antar kampung pun terjadi.
“Seharusnya kalaupun ada masalah pribadi, tidak usah dihubungkan dengan kelompok apalagi membawa nama kampung,” pintah Wabup.
Pasca perang tersebut, yang kerap kali terdengar suara letusan senjata hingga sempat membuat aparat yang bersiaga, Bupati Bima H. Ferry Zulkarnain, ST bersama Kapolres Bima dan Dandim 1806 langsung turun ke lokasi untuk mencarikan solusi, agar pertikaian tersebut tidak berlanjut terus yang dapat merugikan orang banyak.
“Saat ini sudah ada rencana pemerintah untuk mempertemukan kedua kubu, tinggal warga dari desa Cenggu dan Nisa dipertemukan untuk bermufakat,” katanya.
Pantauan media ini hingga kini, nampak ratusan personil anggota Dalmas Polres Bima, dibantu aparat Polsek Woha, Polsek Belo dan juga dibantu satu pleton personil TNI berjaga di setiap titik rawan bentrok yang langsung dipimpin oleh Kapolres Bima, AKBP Ekawana Prasta.
Perang antar dua kampung ini, dimulai sejak bulan puasa kemarin sebelum hari raya Idul Fitri 1434 H dan tidak begitu parah seperti pada Minggu (11/8/2013). Pasalnya, memanasnya kondisi antar kedua desa dipicu atas dasar kasus pengeroyokan terhadap pemuda asal Cenggu aktivis LMND Delian Lubis yang mengakibatkan korban mengalami luka serius di bagian kepala, tangan kiri dan jari manis putus, akibat dibacok oleh sekelompok warga Desa Nisa.
Sebelumnya korban mendatangi warga Nisa untuk mencari solusi tentang masalah yang melibatkan adik kandungnya (sumber masalah,red), namun warga Dusun Beringin pun terpancing dengan bahasa korban sehingga dirinya diamuk massa hingga tragis.
Sementara itu, masalah yang melibatkan adiknya itu, sedang diproses di Polsek Woha. Nampaknya oknum warga desa Nisa diduga tidak senang dengan kehadiran Lubis, sehingga dikeroyok dengan senjata tajam.
(khairul/bima)
Tidak ada komentar