LOTENG – Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Surya Tani menyatakan optimis melangkah maju di 2014 ini. Peningkatan produksi 10-15 persen per musim panen 2013, dijadikan tolok ukur.
Demikian Nahli, Bendahara Gapoktan Surya Tani, mengatakan kepada mataramnews.com, Rabu (12/2/2014).
Dari mulut mungil pemuda ini tak luput berucap syukur kepada Tuhan. Selain menyatakan terima kasih kepada dukungan Mikra Foundation beserta mitranya, produsen pestisida Syngenta dan Asian Crop Solution (ACS).
“Tim penyuluh mekra dan lainnya begitu setia melakukan pendampingan kepada kami,” Nahli membeberkan.
Perhatian lainnya, kenang dia, ketika awal 2013 lalu pihaknya mendapat bantuan bibit infari 13 dan hybrida swasembada bagi masing-masing empat koptan (kelompok tani). Petani juga dibimbing terus tentang penerapan teknologi hybrida, benih padi jajar legowo 2:1 (baca, dua banding satu) yang paling diminati.
Ia menuturkan, saking komitmennya kepada petani Pringgarata, terkadang pihak mekra cs acapkali ujuk-ujuk muncul sekedar memantau keadaan tanaman petani binaannya. Bahkan mereka diberi penyuluhan secara berkala.
“Sampai-sampai pernah kami tidak diberitahukan sama sekali sebelumnya kalau mereka mau datang,” Nahli mengungkapkan. Pihaknya justru mendapat kabar tersebut dari warga sekitar areal persawahan.
Kendala kecil
Selain banyak keuntungannya, menurut Nahli, ada hal yang menjadi keluhan pihaknya terhadap benih hybrida. Meski tidak mencemaskan karena bisa diatasi dengan teknologi yang lebih mutakhir. Apa itu?
“Ngerampek (Bahasa Sasak: perontokan padi) yang menjadi masalah kami, karena batang hybrida cenderung alot daripada benih biasa yang sebelumnya kami pakai,” sebut Nahli.
Akan tetapi hal itu bisa teratasi jika ada bantuan alat mutakhir. Di samping harapan adanya bantuan lainnya, handtractor.
(Arwan)
Tidak ada komentar