x

“Aliansi Hijau” PBB dan PKNU Deklarasikan Pertama Di NTB

waktu baca 5 menit
Jumat, 10 Feb 2012 00:42 0 27 Redaksi

(MATARAM) MATARAMnews – Melihat kondisi perpolitikan yang tak sehat terjadi di Negara ini akhirnya Aliansi Hijau di Deklarasikan yang dikawal oleh dua partai politik yaitu Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) yang sesuai dengan nafas ke-Islam-an untuk membawa perubahan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia kedepannya.

Bangsa Indonesia saat ini dalam kondisi tidak baik, berbagai masalah yang terjadi mulai dari tidak selesainya penanganan kasus korupsi bahkan semakin mejadi-jadi, partai politik yang merasa berkuasapun seenaknya melakukan intervensi terhadap lemabaga-lembaga pemerintahan untuk melakukan tekanan-tekanan agar partai-partai kecil tidak ikut bertarung nantinya. Hal ini di ungkapnkan pada saat deklarasi Aliansi Hijau di NTB 8/2/2012.

Deklarasi Aliansi Hijau di Indonesia, pertama dilaksanakan di provinsi NTB, dihadiri oleh Ketum DPP PBB H. MS. Ka’ban, Ketum DPP PKNU KH. Khoirul Anam, DPW dan DPC PBB, PKNU se NTB, tokoh-tokoh politik, LSM dan masyarakat.

Dalam sambutan Ketua DPW PBB NTB KH. Zulkipli Muhadli mengatakan “Setelah deklarasi Alinasi Hijau di kumandangkan di jakarta, dan Aliansi Hijau di deklarasikan di NTB merupakan provinsi pertama yang melaksanakan deklarasi dari provinsi lainnya di Indonesia, ungkapnya.

Betapa pentingnya untuk medeklarasikan sebuah aliansi dan juga membangun shaf atau barisan, seperti bangunan dan lainnya dan ini sangat penting untuk kita laksanakan, ujarnya. Kita sudah lama terkurung sebagai ummat dan saatnya kita bangkit, mari kita samakan niat dan tekad kita bersama. Agar menjadi wadah moral untuk menyuarakan kepentingan bersama khususnya di NTB, ungkapnya.

Demokrasi bukanlah pilihan yang terbaik waluapun sudah lama kita laksanakan, bahkan para profesor pun melihat dan meneliti demokrasi yang ada di Indonesia. Bahkan suara-suara se orang profesor itu sama dengan suara seorang gubernur dan lainnya, akan tetapi yang terjadi saat ini jauh berbeda. Demokrasi begitu menghargai suara rakyat karena penghargaan demokrasi itulah maka suara seorang profesor sama dengan masyarakat, dan inilah yang menjadi ironi bagi bangsa Indonesia, ujarnya.

Ketika suara rakyat lebih dari 20 juta yang tak tersalurkan, inilah demokrasi dan dulu kita mencela demokrasi terpimpin, ungkapnya. Tapi saat ini kita jauh lebih buruk dari orde sebelumnya, dan demokrasi yang saat ini kami namakan demokrsai hipokrit, tegasnya.

Ketua DPW PKNU NTB H. Marinah Hardy mengataka “Kalau kita berbicara ummat Islam di Indonesia maka mayoritas ummat Islam, namun pertanyaan selanjutnya pernahkah ummat Islam di Indonesia di berikan hak-haknya, ungkapnya. Tidak pernah berbicara atau membina wadah-wadah atau lembaga-lemabaga politik bagi ummat Islam yang ada di Indonesia hususnya.

Mudah-mudahan dengan terbentuknya aliansi hijau ini bisa membawa ummat Islam di Indonesia kepada yang lebih baik dan tentunya membuka wawasan yang lebih luas, ujarnya. Kalau kita belajar dari sejarah perjalanan parpol di Indonesia tidak pernah partai-partai Islam yang berkuasa atau memenagkan pemilu padahal di Indonesia mayoritas ummat Islam, jelasnya.

Ketum DPP PKNU KH. Khoirul Anam dalam sambutannya mengatakan “Banyak yang bertanya terkait terbentuknya aliansi hijau ini, apa ada musuh atau hanya sekedar menakut-nakuti saja dan kami jawab bahwa musuh atau lawan kita ada didepan mata, bukan ada dibelakang, ungkapnya.

Aliansi ini didirikan berdasarkan azas ke Islaman yang sejalan dengan nafas Islam, bahkan partai-partai sekulerpun bisa bergabung dengan aliansi hijau ini. Dizaman soeharto partai Islam tidak bisa berkembang, sehingga harus meleburkan diri, bahkan terus ditekan agar memilih partai penguasa, ungkapnya. Bahkan pada saat itu baru kita bicara masalah partai di acara-acara sepulang kita sudah ditunggu di rumah untuk di tahan, ungkapnya.

Sehingga saat itu partai-partai Islam tidak bisa berkembang, jelasnya. Perjalanan partai Islam pada masa reformasi pun kian berkembang di Indonesia, hingga saat ini. Pada tahun 2004 karena partai Islam terus prosentasenya meningkat, sehingga lawan kita partai sekuler atau penguasa terus melakukan berbagai cara untuk menjatuhkan partai Islam. Bahkan pemilu 2014 nanti partai sekuler sangat hawatir dengan partai Islam, ujarnya.

Dan mereka yang masih berkuasa sekarang memakai cara-cara yang mereka anggap benar untuk menghancurkan partai-partai Islam, mereka berdalih demokrasi padahal yang dilakukan demokrezi, jelasnya. Sedangkan husus di PKNU mereka yang ada di daerah itu bisa menjadi DPP walaupun mereka ada di daerah, hal ini kami lakukan untuk mengorbitkan generasi yang ada di daerah untuk terus berkembang, ungkapnya.

Ketum DPP PBB H. MS. Ka’ban mengatakan “Sepirit Islam untuk menentang segala bentuk penjajahan di Indonesia harus terus kita kembangkan, sehingga nilai-nilai ke Islam didalam kehidupan sehari-hari sangat melekat, ungkapnya. Dan seluruh bentuk penjajahan di atas bumi Indonesia ini harus di tumpas dan di lawan, ini merupakan semangat untuk merebut kemerdekaan, jelasnya.

Pada saat Indonesia merdeka seluruh kekuatan-kekuatan Islam ikut terlibat didalamnya untuk merebut kemerdekaan. Sedangkan untuk membangun Indonesia harus dengan nilai-nilai luhur yang ada di Indonesia, dan itulah nilai-nilai ketuhanan, jelasnya. Dan spirit ketuhanan inilah yang tidak ada di negara lain selain di Indonesia, artinya kalau membangun Indonesia ini tidak boleh meninggalkan nilai-nilai ketuhanan, ujarnya.
 
Sedangkan merespons pidato presiden SBY terkait media harus memberikan ruang kepada generasi muda untuk mejadi figur-figur pemimpin bangsa ini, dan semoga apa yang disampaikan oleh presiden SBY itu terlahir dari aliansi hijau yang kita deklarasikan ini, ungkapnya. Bahkan bagi kader-kader PBB dan PKNU yang telah loncat pagar atau keluar dari partai, kami juga terbuka untuk menerima mereka kembali ke PBB dan PKNU. ujarnya.   

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA
    x
    x