PADA tahun 2014 ini, Kementrian Pertanian telah menetapkan sasaran produksi komoditas utama tanaman pangan, diantaranya padi. Produksi padi ditargetkan 76.568.000 ton, sehingga pada tahun 2014 ini diharapkan kita dapat mencapai swasembada, swasembada berkelanjutan dan surplus beras 10.000.000 ton.
Untuk mencapai hal tersebut diatas berbagai kegiatan dilakukan diantaranya, Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT), pencetakan sawah, System Rice Intensification (SRI), optimalisasi lahan, GP3K melalui BUMN dan inovasi pembiayaan penanaman padi bagi petani oleh PT. TPSF .Tbk
Bersamaan dengan upaya mencapai target yang telah diterapkan untuk tahun 2014 ini, dihadapkan juga dengan terjadinya perubahan iklim sebagai dampak Global Warming. Pada musim tanam 2013/2014 (musim hujan) telah terjadi banjir di beberapa wilayah sentra produksi padi nasional, sehingga diperkirakan berpengaruh terhadap pencapaian target yang telah diterapkan, disisi lain di beberapa daerah curah hujannya berkurang. Keadaan ini akan berlanjut pada musim tanam berikutnya.
Direktorat Pengelolaan Air Irigasi Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan, menginformasikan bahwa berdasarkanprediksi curah hujan oleh BMKG dan APCC diperkirakan mulai awal maret – juli 2014 sebagian besar wilayah Indonesia berada pada kondisi kering. Keadaan ini diperkirakan akan mempengaruhi kondisi ketersediaan air pada musim tanam kedua dan ketiga (MKI & MK II).
Temperature at 2 for Februari – April 2014
___________________© APEC Climate Center
Precipition for Februari – April 2014
___________________© APEC Climate Center
Prakiraan Iklim Februari – April 2014, diprakirakan sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami kondisi kering. (http://www.apcc21.org )
Temperature at 2 for May – Juli 2014
___________________© APEC Climate Center
Precipition for May – July 2014
___________________© APEC Climate Center
Prakiraan Iklim May – Juli 2014, diprakirakan kondisi anomali temperatur hangat yang masih berlanjut di Pasifik Barat dan Daerah disekitar wilayah Indonesia menyebabkan kondisi kering di Indonesia. (http://www.apcc21.org)
Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan langkah – langkah antisipatif oleh semua Pemangku Amanah (stakeholders) untuk bersama – sama melakukan kegiatan yang integratif sehingga dapat meminimalisir dampak yang akan terjadi, diantaranya :
Demikan kiranya beberapa sumbang pikiran, semoga program SWASEMBADA PANGAN yang berkelanjutan dapat diwujudkan selama BERSAMA KITA BISA melakukan sesuai dengan peran dan tugas kita masing – masing.
“Pangan Bukanlah Segalanya, Tapi Tanpa Pangan Kita Tidak Dapat Berbuat Apa”
(LM. Syafriari)
Tidak ada komentar