x

Golkar NTB Memperihatinkan, Akibat Terbelah Banyak Kader Tiarap

waktu baca 2 menit
Senin, 27 Apr 2015 02:21 0 20 Redaksi

MATARAM, MATARAMNEWS.com — Polemik pecahnya partai Golkar menjadi dua kubu, yakni kubu Agung Laksono dan kubu Abu Rizal Bakri (ARB) mengundang keprihatinan mendalam bagi para sesepuh partai Golkar di provinsi NTB. Pasalnya, akibat perpecahan tersebut, banyak kader golkar yang tiarap akibat tidak adanya pembinaan kader karena pengurus partai berlambang beringin ini masih fokus terhadap persoalan yang membelit.

Hal itu disampaikan Pelaksana Tugas (PLT) DPD Partai Golkar kubu Agung Laksono, Mesir Suryadi, saat menyampaikan sambutannya dalam rapat konsolidasi DPD partai Golkar provinsi NTB dan Pemantapan Pelaksana Tugas DPD partai Golkar kabupaten/kota se-NTB, di salah satu hotel berbintang di Mataram, Minggu (26/4/2015) malam.
 
“Banyak yang pindah ke partai lain. Saya sedih melihat kondisi itu. Ada yang ke partai ini dan itu. Bangkitkan itu!”, himbaunya. Seharusnya dikatakan Mesir, Konsepsi Golkar bisa menentukan nuansa dan arah pembangunan bagi daerah dan Negara ini, bukan malah berpolemik seperti saat ini.
 
Mesir menyerukan, agar pengurus partai lebih peduli dan memperhatikan kader-kader Golkar yang ada di pedesaan. “Nyawa kita di pedesaan. Suara rakyat adalah suara Golkar. Bukan suara Golkar suara rakyat. Terbalik itu”, lanjutnya.
 
Seharusnya menurut Mesir, partai Golkar tidak perlu berkelumit. Sebaliknya harus bersatu dan berkumpul secaara terorganisir menjadi kader terbaik. Tidak ada partai yang tidak ingin memiliki kekuasaan. “Bohong itu! Kita ingin memiliki Gubernur, Bupati, dan kita ingin memiliki Presiden”, ungkapnya dengan berapi-api.
 
Pihaknya juga menyayangkan masih ada pihak yang belum bisa menerima hasil keputusan pemerintah dan Undang-Undang. Padahal sudah jelas seluruh kader harus mengikuti aturan yang sah di negara ini. “Kenapa orang pinter membangunkan orang melek begitu. Kadang-kadang prihatin saya”, sesalnya.
 
Kendati demikian, pihaknya tetap akan mengakomodir kader dari kubu ARB. “Agar kubu Agung Laksono mengakomodir kubu Aburizal Bakri. Tidak mungkin kubu Aburizal Bakri yang mengakomodir kubu Agung Laksono. Itu amanat undang-undang melalui putusan mahkamah partai Golkar”, tutupnya.

Editor : Guswan Putra

{fcomments}

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA
    x
    x