x

H. Burhanuddin : Siap Berorasi Menolak Kenaikan BBM Bersama Massa

waktu baca 2 menit
Rabu, 28 Mar 2012 13:05 0 10 Redaksi

Mataram, MATARAMnews – Aksi penolakan atas rencana pemerintah menaikkan harga BBM terus berlanjut di daerah, tidak terkecuali di NTB. Bahkan beberapa hari ini aksi penolakan marak di surakan oleh mahasiswa dan kelompok-kelompok masyarakat yang menolak kenaikan harga BBM, terlihat aksi di beberapa daerah yang berahir ricuh bahkan anarkhis. Sampai saat ini massa yang menolak kenaikan harga BBM terus menyuarakan penolakannya, bahkan dari beberapa informasi yang dihimpun bahwa aksi terus akan dilakukan oleh massa dibeberapa daerah yang ada di NTB kedepannya.

Anggota DPRD NTB dari partai Hanura H.Burhanuddin pada saat ditemui media ini (28/3/2012) mengatakan, “Saya siap berorasi nanti ditengah-tengah massa yang melakukan penolakan rencana pemerintah menaikkan harga BBM. Dan secara institusi partai Hanura NTB juga menolak kenaikan harga BBM. Sedangkan saat didatangi massa yang menolak kenaikan BBM juga kita sampaikan sikap partai Hanura yang tegas menolak kenaikan BBM.

“Sebagai wakil rakyat wajib mendengar dan menyampaikan aspirasi masyarakat atas penolakan tersebut,” tegasnya.

Pada prinsipnya, lanjutnya partai Hanura melihat ketika kebijakan pemerintah melalui program-programnya yang tidak berpihak kepada masyarakat, maka partai Hanura akan terus menyuarakannya, karena kebijakan pemerintah tidak berpihak kepada masyarakat seperti rencana pemerintah yang akan menaikkan harga BBM. “Kali ini atas rencana tersebut, pemerintah sangat-sangat tidak berpihak pada rakyat kalau BBM dinaikkan,” katanya.

Hari ini, dikatannya lagi, kita melihat kondisi pasar rakyat bahwa banyak kebutuhan pokok masyarakat yang harganya sudah merangkak naik, padahal harga BBM belum naik masih dalam renacana, artinya ketika nanti BBM sudah naik harganya maka tiga kali lipat naiknya kebutuhan pokok. “Sedangkan, saat ini pemerintah belum berupaya untuk menangani harga di pasaran yang sudah mulai naik,” ujarnya.

Menurutnya, Yang paling menderita atas kenaikan harga BBM ini nantinya adalah guru honorer, karena daya beli rendah, dengan harga kebutuhan yang tinggi, para guru honorer hanya bisa berharap dari sekolah-sekolah tempat mereka mengajar, itupun kebutuhan sehari-hari mereka tidak mencukupi.

“Terutama guru honorer di swasta, yang tidak memiliki pendapatan tetap, dimana sebelum BBM naik mereka masih bisa membeli satu tempe, namun setelah BBM naik hanya bisa membeli sepotong tempe karena harga kebutuhan pokok naik,” ungkapnya.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA
    x
    x