MATARAM, mataramnews.co — Ketua Yayasan Perlindungan Konsumen (YPK) NTB, sebut kenaikan harga bahan pokok karena ulah dari para pelaku usaha yang ingin meraup untung. Tidak ada kaitannya dengan faktor alam.
“Barang banyak dipasar, kenaikan harga bahan pokok bukan karena faktor alam. “Trend kenaikan harga ini terjadi sàat menjelang puasa, hari raya dan pada bulan Desember”, kata HM Saleh, Ketua YPK, di Mataram, Senin (15/6/2015).
Karena itu, menurut HM Saleh, pemerintah harus segera turun untuk menstabilkan harga bahan pokok masyarakat di pasar tradisional. Seperti diketahui, sudah menjadi tradisi tahunan setiap menjelang bulan suci Ramadhan selalu diikuti kenaikan harga bahan pokok.
Terpantau di pasar induk Mandalika sebagai sentra perdagangan bahan pokok di NTB, mulai mengalami kenaikan harga. Berdasarkan hasil pantauan, kebutuhan pokok mengalami kenaikan Rp 500 hingga Rp 3 ribu. Adapun bahan pokok yang mengalami kenaikan harga, yaitu ayam potong, telur, cabe, kedelai dan kacang.
Ayam potong per kilogram Rp 32 ribu naik menjadi Rp 35 ribu, telur ayam ras mulanya seharga Rp 37 ribu naik menjadi Rp 39 ribu per trai, kacang jenis impor Rp 17 ribu naik menjadi Rp 25 ribu per kilogram. Sedangkan kacang lokal Rp 14 ribu naik menjadi Rp 21 ribu per kilogram. Untuk kedelai Rp 7.500 naik menjadi Rp 10 ribu per kilogram.
Namun, ada juga yang mengalami penurunan harga, seperti bawang merah Rp 30 ribu turun menjadi Rp 22 ribu per kilogram dan bawang putih Rp 17 ribu turun menjadi Rp 16 ribu per kilogram. Menurut salah seorang pedang, Maesarah menyebutkan bahwa terjadinya penurunan khusus pada bawang merah karena panen raya di wilayah Bima.
Laporan : Joko
Editor : Guswan Putra
Tidak ada komentar