BIMA – Belasan pemuda memblokir jalan Sape-Wera tepatnya di desa Lamere, kecamatan Sape, kabupaten Bima, selama satu jam sejak pukul 11.00 hingga 12.00 wita, Senin (19/8/2013) kemarin.
Sebelum memblokir jalan massa aksi juga telah memblokir jalan protokol Sape, depan kantor kecamatan Sape, dan juga disampaikan orasi dengan tuntutan perbaikan jalan Sape-Wera. Namun, ditengah pemblokiran aparat kepolisian dan TNI membubarkan massa aksi lantaran dianggap mengganggu jalan raya protokol Sape, dimana jalan tersebut adalah jalan produktif dan padat lalu-lintas.
Pemerintah Propinsi (Pemprop) NTB dituding kurang tanggap terhadap persoalan yang dihadapi rakyatnya. Seperti para demonstran yang menyampaikan aspirasinya dengan berorasi hingga 2 jam lebih itu di depan kantor kecamatan Sape.
Karena, massa aksi merasa tidak mendapatkan tanggapan yang memuaskan, sehingga aksi massa pun berlanjut menuju jalan lintas desa Lamere-Poja. Kemudian sesampainya disana aksi massa menurunkan puluhan batu besar disekitar tebing gunung dengan tujuan menempatkan bebatuan tersebut di tengah jalan.
Kekesalan ini terjadi lantaran pihak Pemprop dan Gubernur NTB serta DPRD propinsi tidak pernah memperhatikan jalan propinsi yang menurut mereka adalah jalan produktif kebutuhan masyarakat kecamatan Sape-Wera, khususnya menghubungkan desa-desa yang berada di utara kecamatan Sape.
”Kami mendesak Pemerintah Daerah, Gubernur NTB dan DPRD Propinsi NTB, untuk segera membahas dan memperbaiki jalan raya, khususnya di jalan Sape-Wera kabupaten Bima,” pintah koordinator papangan (Korlap) Wahyu dalam orasainya.
Pantauan media ini, massa aksi juga didukung oleh warga desa Poja yang berjumlah sekitar ratusan yang mendekati massa aksi pasca pemblokiran jalan, dimana teriakan kutukan pada Pemerintah Daerah, Propinsi apalagi DPRD, dan mengecam untuk tidak memilih para politisi incumbent yang enggan bersuara untuk rakyat khususnya untuk kecamatan Sape dan Wera.
Salah satu warga Poja, Abdullah mengatakan dirinya sangat mendukung aksi OKP (Organisasi Kepemudaan) kecamatan Sape dan sudah hampir 23 tahun jalan Sape-Wera tidak pernah dijamah perhatian, baik Pemerintah Daerah (Kabupaten Bima), Propinsi maupun DPRD.
“Jalan ini adalah jalan propinsi yang menghubungkan dua kecamatan dan merupakan jalur produktif, dimana jalur ini yang menghubungkan aktivitas pariwisata dan perdagangan di kecamatan Sape dan Wera,” ujar mantan Kepala Desa Poja ini disela-sela aksi demo.
Aliansi OKP kecamatan Sape, mengajak Camat Sape, Camat Wera, Kepala Desa dan BPD se Kecamatan Sape dan Kecamatan Wera, serta Bupati Bima, agar membahas dan bersurat kepada Gubernur NTB dan DPPRD NTB agar memperhatikan dan memperbaiki jalan raya Sape-Wera. Kemudian mendesak Pemerintah Kecamatan Sape dan Wera agar mengundang masing masing seluruh kepala Desa dan BPD untuk membahas dan bersurat ke Gubernur NTB dan DPR NTB, untuk segera membahas dan memperbaiki jalan Sape-Wera.
“Ketika hal-hal yang kami sudah sampaikan tidak diindahkan dalam kurun waktu yang diinginkan oleh rakyat Sape-Wera, maka pihaknya akan melakukan aksi secara terus menerus dengan masa yang lebih besar lagi,” tegas Wahyu.
Sementara Camat Sape melalui Sekretaris Camat (Sekcam), Kamaluddin, S.Sos, menanggapi unjuk rasa tersebut merupakan aspirasi rakyat, akan tetapi yang perlu diketahui pihak Camat Sape telah melakukan koordinasi dengan pihak Pemerintah Kabupaten Bima. ”Kita sebagai pemerintah kecamatan sangat mendukung aspirasi rakyat,” ujarnya.
Menurut Kamaluddin, semestinya sebagai warga yang mendukung aspirasi ini, apalagi yang berkaitan dengan jalan, seharusnya cepat diperbaiki, jika tidak diperbaiki, maka akan tetap nampak kelumpuhan ekonomi masyarakat. “Pemerintah Kecamatan Sape, setiap tahun tetap mengusulkan program perbaikan jalan raya Sape-Wera dalam rancangan Kecamatan untuk diusulkan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bima,” jelasnya.
Dengan redaksi permohonan agar menindaklanjuti perbaikan jalan raya Sape-Wera, demi keberlangsungan aktivitas masyarakat yang sudah dirasa lumpuh lantaran infrastruktur jalan yang tidak memadai. “Infrastruktur jalan adalah penyambung aktivitas masyarakat, jadi dianggap sangat perlu, seperti tahun lalu selain jalan Sape-Wera, jalan Sumi-Langgudu yang diusulkan bersamaan pada saat itu, kini terealisasi dan sudah diperbaiki bahkan sudah dihotmik,” tambahnya.
(khairul/bima)
Tidak ada komentar