x

Kemenpar dan Ekonomi Kreatif Berencana Taman Budaya Jadi Pusat Ekonomi Kreatif

waktu baca 4 menit
Minggu, 1 Jul 2012 13:15 0 25 Redaksi

Mataram, MATARAMnews – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tahun ini berencana akan mengaktivasi sebanyak 25 taman budaya di Indonesia untuk menjadi pusat ekonomi kreatif. Salah satu diantaranya adalah Taman Budaya NTB yang berlokasi di jalan Majapahit Mataram.

“NTB salah satunya bisa mengusulkan untuk dijadikan pusat ekonomi kreatif,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu didampingi Wakil Gubernur NTB, H. Badrul Munir, dan Sekjen Asosiasi Pembudidaya Mutiara Indonesia (Asbumi), Bambang Setiawan, saat berdialog dengan sejumlah pengusaha dan pengrajin mutiara di Lombok Sumbawa Perl Festival (LSPF), Minggu (1/6/2012) bertempat di Hotel Lombok Raya Mataram.

Ia menjelaskan, selain sebagai tempat transaksi ekonomi kreatif, kedepan Taman Budaya nantinya bisa dijadikan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan dan pendidikan bagi ekonomi kreatif. Artinya, perpaduan antara seni kreatif dengan industry kreatif sehingga ekonomi kreatif Indonesia dapat berkembang.
“Kita ketahui potensi ekonomi kreatif di Indonesia masih sangat terbuka lebar. Artinya dengan dijadikannya Taman Budaya sebagai pusat ekonomi kreatif tersebut diharapkan akan muncul berbagai produk ekonomi kreatif di Indonesia,” paparnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur NTB, H. Badrul Munir, mengatakan menyambut baik rencana Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk merevitalisasi Taman Budaya selain tempat seni kreatif tetapi juga sebagai tempat lokasi industri kreatif.

“Kita menyambut baik dan kita meminta dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bagi pengembangan Taman Budaya. Dan  saat ini, pemerintahan daerah sedang membuat grand design dijadikannya Taman Budaya Mataram sebagai salah satu pusat ekonomi kreatif di Indonesia,”tandas Badrul.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu mengatakan agar pengusaha dan pengrajin mutiara di NTB akan diupayakan ikut serta dalam pameran dan lelang mutiara di luar Negeri.

Tahun ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan mem focuskan pameran ke dua negara tujuan, yakni Hongkong dan Las Vegas Amerika Serikat. Hal itu dimaksudkan agar para pengusaha mutiara di Indonesia dapat bersaing dari segi kualitas dan design.

“Kalau kita lihat selama ini para pengusaha mutiara NTB belajar sendiri (otodidak) mendisign kerajinan mutiaranya dan menggunakan tangan (handmade). Ke depan, pelatihan design kerajinan mutiara perlu digalakkan dengan melibatkan perguruan tinggi,”kata Mari Elka Pangestu didampingi Wakil Gubernur NTB, H. Badrul Munir, dan Sekjen Asosiasi Pembudidaya Mutiara Indonesia (Asbumi), Bambang Setiawan, saat berdialog dengan sejumlah pengusaha dan pengrajin mutiara di Lombok Sumbawa Perl Festival (LSPF), Minggu (1/6) bertempat di Hotel Lombok Raya Mataram.

Ia mengungkapkan, 60 persen pendapatan mutiara di dunia itu berasal dari Indonesia yang 80 persen produk mutiaranya dihasilkan di NTB.
“Kita berharap kedepan desain mutiara dan kreativitas para pengrajin akan terus berkembang,”harapnya.

Sebagai daerah penghasil mutira terbesar di Indonesia Wakil Gubernur NTB, H. Badrul Munir, mengatakan pemerintah daerah akan memfasilitasi adanya pelatihan design kerajinan mutiara. Meskipun di NTB belum ada Perguruan Tinggi  yang membuka jurusan design. Namun, daerah akaan mencoba mensiasatinya dengan mengarahkan beberapa SMK yang memiliki jurusan design.

“Contohnya sudah kita memulai dengan design batik Sasak Samawa Mbojo (Sasambo) yang dikerjakan siswa SMK. Makin beragamnya design kerajinan mutiara NTB akan dapat bersaing dan memenuhi standar kualitas Negara-negara lain di dunia,” ujarnya.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asbumi, Bambang Setiawan, mengatakan kedepan sukses Lombok Sumbawa Perl Festival (LSPF) yang digelar rutin setiap tahun terbukti mampu meningkatkan ekspor mutiara Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Kini, mutiara pun menjadi ikon provinsi ini. Namun, ditengah tingginya animo pasar mutiara asal NTB di Indonesia, bahkan dunia hingga saat ini Indonensia belum memiliki lokasi lelang mutiara. Oleh karena itu, kedepan pihaknya akan mendorong diwujudkannya pembangunan pusat lelelang mutiara Indonesia di NTB.

“Mudah-mudahan pusat promosi dan lelang mutiara akan dibangun di Praya persis didepan Bandara Internasional Lombok (BIL). Kenapa supaya akses mobilitas bisa mudah,” tuturnya.

Ia menyebutkan, LSPF ke-3 ini diikuti 23 pembeli (Buyers) dari 7 Negara, seperti Jepang, Singapura, Philipina, Tahiti, Australia, Cina dan Inggris. Beberapa orang penjual (seller), termasuk buyers dari Hongkong dan Perancis tidak dapat mengikuti LSPF karena tidak mendapatkan tiket pesawat ke NTB. Pameran mutiara diikuti 14 perusahaan mutiara menengah ke atas dari NTB, NTT, Papua dan Maluku. Pengusana mutiara Indonesia didominasi dari NTB sebanyak 80 persen.

Hingga sore ini terjadi transaksi sekitar 98 ribu dollar Amerika dan diperkirakan total transaksi ditargetkan melebihi 120 ribu dollar Amerika. Tahun 2010 lalu transaksi mencapai 47 ribu dollar Amerika dan 2011 sebesar 120 ribu dollar amerika.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA
    x
    x