Mataram, MATARAMnews – Piala Adipura pernah menjadi ’langganan’ Kota Mataram dengan perolehan sembilan kali berturut-turut. Namun dua tahun belakangan piala prestisius penanda kota bersih dan teduh ini seolah lepas dari genggaman. Untuk tahun berikutnya, 2013, Pemerintah Kota Mataram berharap dapat meraihnya kembali.
Demi mengetahui titik-titik lemah yang menjatuhkan perolehan nilai Kota Mataram, Jumat (09/11/2012), Badan Lingkungan Hidup Kota Mataram menggagas pertemuan antara Pemerintah Kota Mataram dengan Pusat Pengelolaan Ekoregion Bali dan Nusa Tenggara Kementerian Lingkungan Hidup, di Ruang Kenari Kantor Walikota Mataram. Dalam pertemuan yang dipimpin oleh Asisten II Setda Kota Mataram, Effendi Eko Saswito ini menghadirkan pula segenap Camat, Lurah dan kepala-kepala SKPD terkait lingkup Pemerintah Kota Mataram, agar hasil pertemuan segera dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang secara langsung menjadi penanggung jawab dalam upaya perolehan Adipura Kota Mataram.
Di hadapan peserta pertemuan, Kepala Puspen Ekoregion Bali dan Nusa Tenggara, Rossa Vivien Ratnawati menyatakan, dirinya beserta tim yang menyertainya telah berkeliling dan mengambil beberapa foto yang menggambarkan kondisi terakhir Kota Mataram, sekaligus menjabarkan hal-hal yang diperkirakan akan menjadi kendala Kota Mataram memperoleh Adipura 2013, yang sekaligus meyebabkan kegagalan Kota Mataram membawa pulang Adipura dalam dua tahun belakangan.
”Bila dua tahun ini hanya memperoleh sertifikat, berarti ada usaha yang kurang. Hasil penilaian tahun lalu menunjukkan, nilai Kota Mataram drop pada penilaian pertama dan baru meningkat pesat pada penilaian kedua. Ini yang harus menjadi catatan, karena nilai pertama maupun kedua sama pentingnya”, tutur Rossa.
Dari sejumlah foto yang sempat ditayangkan di hadapan peserta pertemuan, tampak jelas bahwa kondisi kebersihan Kota Mataram masih cukup jauh dari ideal. Saluran drainase yang penuh gulma dan sampah, kondisi pasar tradisional yang masih sangat kotor, sungai dan badan air masih dihiasi timbunan sampah buangan masyarakat. Begitupun dengan keberadaan pohon-pohon peneduh yang belum memenuhi standar penilaian. Ruas-ruas jalan masih cukup banyak yang tampak gundul tanpa pohon peneduh.
”Dibutuhkan komitmen yang tinggi dari semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat untuk memperbaiki kondisi yang ada. Poinnya, semua harus memacu diri dengan memperhatikan kriteria penilaian. Intinya Adipura ini adalah mengenai kebersihan”, tegas wanita cantik ini dengan mimik serius.
Menanggapi presentasi oleh tim Puspen Lingkungan Hidup ini, Asisten II Setda Kota Mataram, Effendi Eko Saswito mengakui bahwa memang dibutuhkan kerja keras dari semua pihak, termasuk peran aktif masyarakat, untuk segera memperbaiki kondisi Kota Mataram. Khususnya dalam hal kebersihan dan penghijauan Kota.
”Saya memberikan apresiasi kepada tim yang secara sukarela telah mau menunjukkan potret Kota Mataram yang sebenarnya, untuk segera ditindaklanjuti dan diperbaiki. Adipura memang bukan tujuan sebenarnya dari upaya kita menjaga kebersihan dan keindahan kota. Tapi kita rindu untuk dapat membawanya kembali ke Kota Mataram”, tutur Eko di hadapan peserta petemuan.
Untuk membawa kembali Adipura, lanjut Eko, memang bukan perkara mudah. Apalagi pusat telah menetapkan adanya komponen penilaian baru yang bobotnya cukup besar, terkait pemilahan dan pengolahan sampah. Namun dengan kerjasama yang baik dari semua pihak, diharapkan pada 5 Juni 2013 mendatang, piala Adipura dapat dibawa kembali ke Kota Mataram.
Tidak ada komentar