x

Lesu Program, Ini Keluhan Kepala Sekolah SMPN 1 Kota Mataram

waktu baca 2 menit
Rabu, 19 Nov 2014 12:09 0 13 Redaksi

MATARAM, MATARAMNEWS.com — Kepala Sekolah (Kasek) SMP Negeri 1 Kota Mataram ngeluh, program sekolah tidak bisa berjalan sesuai dengan target. Ini keluhan Kasek, terutama mengatur masalah anggaran sekolah.

“Setiap mau akan melaksanakan program untuk kemajuan sekolah ini, selalu mendapat sorotan, terutama masalah anggaran”, kata Drs H Muhammad Jauhar, Kepala SMPN 1 Mataram, di Mataram, Rabu (19/11/2014). Padahal menurutnya, anggaran itu untuk program sekolah tanpa ada tujuan memperkaya diri sendiri.

Misalnya, ungkap dia, program kampung inggris bagi siswa yang hingga kini belum bisa dilaksanakan, karena berbagai kendala mulai dari jadwal siswa yang terbatas hingga masalah orangtua siswa yang lebih memilih memberikan pelajaran ekstrakurikuler untuk anaknya di luar sekolah alias memilih bimbingan belajar (bimbel) ketimbang mengikuti ekstrakurikuler di sekolah.

Belum lagi, tambahan jam mengajar guru untuk pengayaan bagi siswa yang menjadi keluhkan para guru, karena tambahan anggaran tidak ada. “Jam kerja guru untuk ekstrakurikuler menjadi kendala”, ujarnya.

Terkait anggaran, Kasek mengaku, tidak mau ambil resiko dengan memainkan anggaran sekolah, baik angaran yang berasal dari iuran siswa maupun dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), tetapi disatu sisi target program sekolah menjadi lesu alias berjalan ditempat.

Namun disisi lain, ketika media ini pertnyakan keberadaan CCTV di sekolah tersebut, Kasek HM Jauhari mengaku menganggarkan pengadaan CCTV dari berbagai sumber anggaran sekolah. Tujuannya, kata dia, untuk meningkatkan pelayanan keamanan sekolah, disamping membantu meringankan tugas penjaga keamanan sekolah.

Sorotan lain yang dikeluhkan HM Jauhari, ketika dinilai ada temuan kesalahan penggunaan anggaran baik dari pemeriksa Inspektorat maupun Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Dia menyebutkan, dalam menggunakan anggaran sekolah dinilai banyak temuan kesalahan-kesalahan dari hasil pemeriksaan mereka.

Misalnya, kata dia, salah satu yang dinilai salah pemeriksa dari Inspektorat yaitu perbaikan paving block halaman sekolah. “Yang namanya perbaikan, yaaa harus beli baru”, selanya saat dia ditanya pemeriksa, ketika itu.

Selain itu, sebut dia juga, saat ini enggan untuk mengekspos berbagai program sekolah bahkan prestasi siswa. Pasalnya, pihak pemeriksa anggaran terutama dari BPK, telah menegurnya bahwa tidak boleh anggaran sekolah digunakan untuk publikasi di media.

“Sekarang, kami tidak bisa kerjasama publikasi dengan media massa, karena tidak diperbolehkan menggunakan anggaran sekolah untuk publikasi oleh pihak pemeriksa (BPK)”, katanya.

Laporan : Gelora
Editor : Agus SP

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA
    x
    x