MN, MATARAM — Aksi dukungan terhadap KPU dan Bawaslu untuk mengawal pemilu 2019 yang bersih terus berdatangan. Kali ini dukungan datang dari kalangan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Peduli NTB (GMP NTB).
Puluhan mahasiswa GMP NTB melakukan aksi damai di kantor KPU NTB dan Bawaslu NTB pada Rabu (6/2) pagi. Mereka menilai menjelang pesta demokrasi dilaksanakan, muncul isu-isu yang menggiring masyarakat pada opini yang tidak jelas sehingga terpengaruh oleh isu-isu politik yang tidak benar.
Karena itu GMP NTB mendorong adanya komitmen dari penyelenggara dan peserta pemilu untuk melakukan pemilu dengan tertib dan damai.
”Kita berharap peserta pemilu menjauhi hal negatif seperti politik uang, isu SARA, hoax, ujaran kebencian, dan politisasi agama,” ujar Koordiantor Lapangan, Zulkarnain.
Tuntutan GMP NTB terhadap KPU dan Bawaslu. Yakni mendesak KPU dan Bawaslu untuk mensosialisasikan pemilu damai ke tataran grass root atau masyarakat.
”Kami juga mendukung KPU dan Bawaslu untuk memberikan sanksi tegas sesuai aturan terkait peserta pemilu yang menggunakan tempat ibadah untuk kampanye,” tandasnya.
Sementara itu ketika menggelar aksinya di kantor Bawaslu NTB massa diterima Komisioner Bawaslu NTB Divisi SDM dan Organisasi, Itratif.
Itratif mengatakan Bawaslu mengapresiasi gerakan mahasiswa yang konsisten dan penuh idealisme menyuarakan pemilu damai, bebas hoax dan ujaran kebencian.
Karena itu ucapnya, mahasiswa juga sangat dibutuhkan untuk terlibat mengawal dan mengawasi tahapan pemilu.
Untuk itu apabila mahasiswa menemukan adanya pelanggaran, bisa langsung melaporkannya ke Bawaslu maupun Panwascam, ”Mahasiswa harus berani melaporkan dugaan pelanggaran apabila ditemukan di lapangan,” pungkasnya.
Sementara itu, Sekretaris KPU NTB Mars Anshori Wijaya yang mewakili komisioner KPU NTB menemui massa aksi mengapresiasi dukungan yang diberikan GMP NTB.
”Misi yang kita emban sama yaitu mewujudkan pemilu 2019 yang luber, jurdil, berjalan aman dan tertib tanpa adanya ujaran kebencian dan hoax,” ujarnya.
KPU NTB juga berharap mahasiswa untuk bisa menggugah seluruh elemen masyarakat agar menggunakan hak pilihnya pada 17 April mendatang. ”Sebagai generasi muda, mahasiswa harus memerangi golput,” terangnya. –(mn-07)