x

Membangun ‘Center of Excellent’ untuk Membangun Industri Peternakan Menuju Swasembada Daging Nasional

waktu baca 2 menit
Selasa, 11 Des 2012 10:42 0 14 Redaksi

ISWAN SUHARDI: “Indonesia Sedang Berjuang Keluar dari Ketergantungan Impor Daging dan Susu”


MATARAM – Indonesia saat ini sedang berusaha dan berjuang untuk keluar dari ketergantungan impor daging dan susu. Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Bidang Pendayagunaan Iptek Kementerian Riset dan Teknlologi (Ristek), Iswan Suhardi dalam sambutan tertulis yang dibacakan Staf Ahli Ristek Kementerian Ristek, Agus R. Hotman, pada pembukaan seminar nasional  bertajuk “Membangun Center of Excellent untuk Membangun Industri Peternakan menuju Swasembada Daging Nasional” di Mataram, pada Selasa pagi (11/12/12).

“permasalahan peternakan sejak dulu hingga sekarang, belum mampu mengeluarkan bangsa kita dari ketergatungan impor daging dan susu sunguh sangat memperihatinkan,” katanya.

Dikatakan juga bahwa kondisi itu masih terjadi di saat sumber daya peternakan cukup tersedia dengan baik dan lahan tersedia cukup luas terutama di luar Jawa.

Selain itu, sumber daya pakan baik limbah pertanian maupun perkebunan cukup melimpah, sumber daya manusia (para ahli di bidang peternakan) sangat memadai, dan ditunjang oleh kelembagaan peternakan yang telah tersedia.

Bahkan sumber daya peternakan yang begitu banyak ini harus mampu diberdayakan dan dioptimalkan untuk kemajuan industri peternakan nasional.

Karena itu, sudah saatnya memanfaatkan dan mengoptimalkan berbagai teknologi dari hulu hingga hilir industri peternakan dalam sinergi Litbang dan pemangku amanah peternakan.

Ia menyebutkan, jika internal peneliti sudah kuat, sinergi dengan sektor lainya semakin mudah dijalin. Membawa produk teknologi yang telah dikembangkan di Litbang dalam skala kecil dapat di “scale up”, sehingga memberikan manfaat kepada masyarakat luas baik peternak, BUMN maupun industri.

Dicontohkannya, kawasan Banyumulek di Kabupaten Lombok Barat (Lobar) sebagai Kawasan Pengembangan Industri Peternakan Terpadu. Berbagai teknologi yang dikembangkan oleh LIPI, Batan, Badan Informasi Geospasial (BIG), BPTP dan Perguruan Tinggi Universitas Mataram(Unram) telah dimobilisasi dan disinergikan pada kawasan tersebut dan kelompok peternak sekitarnya.

Ditambahkan, bahwa teknologi Inseminasi Buatan (IB) “sexing” yang dilakukan serentak pada 250 ekor sapi telah memberikan hasil yang mencapai 90 persen.

Teknologi pengolahan pakan dan pembuatan pupuk organik yang berhasil diadopsi oleh kelompok ternak, teknologi pengolahan daging (pembuatan bakso) yang diaplikasikan oleh ilmu kersehatan masyarakat, serta informasi jenis dan kondisi penyakit sapi di NTB.


Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA
    x
    x