x

MHTI NTB: “Maknai Cinta Rasulullah dengan Ber-Islam Kaffah”

waktu baca 2 menit
Senin, 28 Jan 2013 01:16 0 33 Redaksi

MATARAM – Dengan maulid Nabi Muhammad SAW, Muslimah Hizbu Tahrir Indonesia (MHTI) DPD NTB menggelar acara Forum Muslimah untuk Peradaban yang bertemakan “Maknai cinta Rasulullah dengan ber-Islam kaffah”. Kegiatan itu juga untuk melihat adanya sudut pandang lain bahwa Islam kaffa belum terlihat menyeluruh yaitu syariat Islam. Demikian disebutkan Lenny Aprilianty Ketua DPD MHTI NTB, pada Minggu (27/1/13).

Menurut Lenny, kegiatan tersebut khusus untuk kaum muda, mengambil momen Maulid Nabi. “kami melihat cinta kepada Rasulullah masih banyak terlihat di kalangan muslimah, namun bagaimana memaknai hal itu,” katanya.

Kegiatan yang digelar di Aula PGRI NTB itu, menghadirkan tiga orang pembicara yaitu, Lenny Aprilianty (Ketua DPD MHTI NTB) dengan materi yang di sampaikan “Islam kaffah”, kemudian Ir.Nanik Wijayati (anggota DPP MHTI) dengan materi “Khilafah sebagai institusi yang menerapkan Islam kaffah”, dan Ir. Ratu Erma R (ketua DPP MHTI) dengan materi “Peran muslim untuk memperjuangkan islam kaffah”, pada Minggu (27/1/13).

Ir.Ratu Erma R, ketua DPP MHTI menyampaikan, MHTI adalah bagian dari HTI dan bagian Hizbu Tahrir dunia tersebar ke 50 negara, sedangkan MHTI Mataram adalah target dari dakwah yaitu mengembalikan islam sebagaimana yang di contohkan pada masa Rasulullah dengan memahami tuntutan Alqur’an itu sendiri yaitu kurikulum fital mi kafah.

“Islam kaffah tidak bisa di tegakkan tanpa ada institusi negara yaitu al khilafa, dimanapun dan negara manapun kami memberikan pemahaman terhadap perempuan, karena perempuan memiliki andil dalam merubah masyarakat dengan membangun peradaban karena perempuan pencetak generasi dan memiliki porsi yang cukup untuk mendidik anak-anak,” ungkapnya.

Perempuan, menurut Ratu Erna, berkewajiban berinteraksi dengan masyarakat sekitar yaitu semua perempuan yang belum paham dengan islam kaffah, “dalam Hizbu Tahrir perempuan berkewajiban mengoreksi pemimpin dan itu bagian dari dakwah amar makruf.

“ketika pemimpin itu mengeluarkan kebijakan yang merugikan perempuan atau anak dan lainnya, itu harus di nasehati,” ucapnya.

(Imam)


Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA
    x
    x