MATARAM – Penanggulangan Bencana yang melibatkan seluruh elemen masyarakat sangat diperlukan sebab tanpa itu minimalisir dampak bencana tidak akan terwujud, hal tersebut disampaikan oleh Kepala Pusdiklat Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Ir. B. Wisnoe Widjadja, MSc dalam Pelatihan Rencana Kontinjensi Penanggulangan Bencana Kota Mataram di salah satu hotel bintang di Lombok, Senin (20/5/13).
Rencana Kontinjensi (Renkon) ini wajib dibuat diseluruh tingkatan dari mulai kelurahan hingga tingkat Propinsi. Hal tersebut diimbangi dengan mengadakan pelatihan-pelatihan yang bersifat periodik, sistematik, bertingkat dan berlanjut sehingga diperoleh hasil yang maksimal sebagai upaya kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh, dalam kesempatan tersebut sempat menyinggung tentang pembangunan jalan sepanjang Pantai Ampenan. Menurutnya, pembangunan jalan tersebut seharusnya mendapat perhatian lebih besar dari pemerintah pusat, karena itu adalah salah satu dari program relokasi masyarakat pesisir yang selama ini kena dampak langsung dari bencana musim angin barat.
Pembangunan Jalan pesisir Pantai Ampenan sekaligus adalah sebagai alternatif penghubung antara Bandara Internasional Lombok dengan kawasan Wisata Senggigi, agar volume kendaraan yang selama ini semakin meningkat tidak menimbulkan kemacetan di tengah Kota Mataram.
“Hingga saat ini sekitar 61 kampung di pesisir Pantai Ampenan telah direlokasi dan 75 rumah diantaranya juga telah direlokasi sebagai badan Jalan”, lanjut Ahyar.
Dari 14 potensi bencana yang ada, 9 diantaranya berpotensi melanda Kota Mataram. Sehingga diperlukan kesiapsiagaan dan kontinyuitas dalam menghadapi hal tersebut. Pemerintah Kota Mataram sangat mengapresiasi pelaksanaan pelatihan ini kerena ini juga demi keselamatan kita bersama.
(Pun/Dik Hms)
Tidak ada komentar