MATARAM – Hj. Dinda Damayanti Putri, istri mantan Bupati Kabupaten Bima, Almarhum Ferry Zulkarnaen sebagai tapuk kepemimpinan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Golkar Kabupaten Bima.
Istri mantan orang nomor satu di kabupaten Bima ini terpilih setelah dirinya sebagai satu-satunya peserta yang mengikuti pemilihan ketua DPD II Golkar Kabupaen Bima yang digelar dalam Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub), di kantor DPD I Golkar NTB, Senin (13/1) kemarin.
Hj. Dinda memimpin Golkar kabuaten Bima dua tahun kedepan meneruskan jabatan yang ditinggal wafat suaminya. Usai mendapat kemenangan secara aklamasi kepada wartawan mengatakan, “kini Golkar Bima memiliki pemimpin, tidak perlu lagi ada pertanyaan dan perdebatan”.
Ia mengungkapkan, Golkar merupakan partai pemenang Pemilu pada 2009 lalu di Kabupaten Bima. Tugas besar kedepan terutama tiga bulan lagi dalam menghadapi pemilihan legislatif dan presiden adalah berusaha Golkar menjadi kuat dan menjadi partai pemenang pemilu khususnya di Kabupaten Bima. “Tadi ada yang tidak memilih saya, tentu kita hargai perbedaan itu dan kita akomodir mereka sesuai kebutuhan. Tapi yang terpenting adlah memfokuskan agar Golkar menjadi pemenang pemilu”, katanya.
Atas jabatannya sebagai ketua DPD II Golkar Kabupaten Bima, dirinya akan melakukan perombakan susunan pengurus partai. Namun perombakan itu tidak terlalu banyak. Ia juga mengungkapkan, nama besar dan karisma suaminya masih kuat dan teruji di Bima. Ini menjadi modal membesarkan Golkar di bawah kepemimpinannya dan memperoleh suara banyak.
Ketua DPD I Golkar NTB, Dr Zaini Arony dalam sambutannya membuka Musdalub mengatakan, Musdalub untuk memilih ketua DPD II Golkar Kabupaten Bima adalah solusi untuk kepastian. Tidak perlu lagi ada permasalah siapa yang memimpin Golkar di Kabupaten Bima setelah ditinggal wafat Ferry Zulkarnaen.
Ditegaskan Zaini, siapapun terpilih, maka harus mensukseskan perjuangan tiga bulan strategis dalam upaya mememangkan Golkar dalam Pileg dan Pilpres. Untuk meraih kemenangan, maka semua harus kuat dan soliiditas dijaga.
“Saya katakan Musdalub ini kepastian untuk kedepan di Bima. Siapapun yang diberi mandat, tentu amanah dan amanat harus dijalankan. Saya himbau kepada kader Golkar untuk tidak lagi mempersoalkan siapa yang menjadi ketua,” katanya.
Musdalub ini, jelas dia, digelar karena pak Ferry meninggal. Jabatan ketua DPD II kabupaten Bima tidak di-PLT-kan karena PLT kebijakan terbatas. Soal adanya perbedaan siapa yang diunggulkan, tentu dalam Musdalub ada dinamika karena ada kepentingan. Namun perbedaan itu harus disingkirkan karena yang terpenting adalah kepentingan Golkar dan Rakyar NTB.
“Kami opptimis kami menang 28 sampai 30 persen untuk Golkar NTB. Semoga bisa menyumbangkan tiga orang di DPR RI dan 15 orang legislator di provinsi, termasuk meraih banyak di kabupaten/kota,” katanya.
(Imam)
Tidak ada komentar