Sumbawa, MATARAMnews – Kekeringan yang melanda sebagian besar wilayah di Kabupaten Sumbawa, menimbulkan keresahan para petani. Akibatnya, petani yang mengandalkan pertanian dari tanaman padi, kini mulai megnalami kesulitan. Bahkan, sebagian besar petani mengaku hasil pertaniannya tidak maksimal.
Kasi Pemeliharaan Tanaman Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa, Usman, menegaskan, kekeringan melanda sejumlah tempat, seperti Kecamatan Empang dan Plampang. Hal yang sama juga terjadi di Kecamatan Moyo Hilir.
“Kekeringan yang melanda lahan pertanian yang tadinya hanya 25 hektar di Kecamatan Empang, meningkat menjadi kekeringan berat. Begitu pula di kecamatan Plampang yang bertambah menjadi 76 hektar. Kini, muncul laporan dari Kecamatan Moyo Hilir tercatat 19 hektar lahan mengalami kekeringan,” ungkapnya.
Untuk Kecamatan Moyo Hilir sambungnya, sudah diantisipasi dengan melakukan pergiliran air. Sedangkan di Kecamatan Lape yang sebelumnya terancam kekeringan sudah dibantu dengan beberapa mesin air.
Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa, Thalifuddin, menyatakan, bertambahnya lahan yang mengalami kekeringan terjadi akibat pelanggaran pola tanam. “Lahan yang seharusnya tidak ditanami padi tapi ditanami padi,” jelasnya. Terhadap hal ini, pihaknya tetap berupaya mengatasinya dengan memberikan bantuan mesin air bagi lahan yang memiliki sumber air. Kecuali untuk wilayah yang tidak memilki sumber air, sudah jelas susah diakomidir.
Meski demikian, kondisi ini tidak akan mempengaruhi produksi padi pada tahun ini. Seperti produksi padi di kecamatan Lunyuk yang sekarang sedang masa panen dan diperkirakan surplus. Termasuk pula di sejumlah wilayah barat seperti Kecamatan Alas dan Rhee.
(KON / LN / Warta Post – Sumbawa)
Tidak ada komentar