KLU, MATARAMNEWS.com — Bayan merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara yang memiliki banyak tempat wisata bersejarah dan hutan adat yang cukup potensial untuk dikembangkan kedepan. Bahkan pemerintah desa bersama Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) desa Bayan sudah mulai mewacanaakan untuk membuka pintu ke obyek wisata Air Terjun.
“Kita sudah wacanakan untuk membuka pintu masuk menuju ke air terjun, karena mengingat sumber mata air terjun sendiri berada di Desa Bayan. Hanya saja wacana ini perlu mendapat dukungan dari semua pihak termasuk dari Dinas Pariwisata KLU”, kata Kades Bayan, Raden Madikusuma, ketika ditemui di ruang kerjanya (10/2/2015).
Menurut Madikusuma, jika jalur air terjun ini sudah dibuka, maka para pengunjung sebelum tiba dilokasi akan dapat menikmati beberapa obyek wisata budaya yang ada di Desa Bayan, seperti masjid kuno Bayan Beleq, kampu Bayan Timur dan Bayan Barat, rumah adat tradisional, kolam pemandian hutan adat Mandala dan hutan adat Bangket Bayan, hingga
hijau ranaunya sawah bangket Bayan.
Masjid kuno Bayan Beleq dan kolam pemandian Mandala, sejak beberapa tahun ini sudah mulai banyak dikunjungi wisatawan, baik lokal ataupun asing. Hanya saja karena promosinya sangat kurang membuat beberapa tempat bersejarah ini tidak dikenal oleh pengunjung. “Kita akui beberapa tempat wisata ini belum banyak dipromosikan, dan ini sangat berbeda dengan Desa Senaru yang sudah memiliki beberapa tempat penginapan. Jadi jika jalur air tejun ini sudah dibuka, tentu pengunjungnya akan bertmabah banyak”, jelas Madikusuma.
Hal senada juga diungkapkan ketua LPM Desa Bayan, Raden Sutrakusuma. “Jika melirik potensi yang ada di Desa Bayan, sebenarnya desa ini mampu menjadi objek wisata budaya baru di Kabupaten Lombok Utara.
Dengan kondisi alam yang cantik, adat yang masih terjaga serta kehidupan pedesaan yang sederhana, Bayan sangat sempurna untuk dijadikan objek wisata baru.”, kata Raden Sutrakusuma.
Namun karena minimnya promosi potensi yang ada di Desa Bayan, kata Sutrakusuma, banyak yang belum diketahui oleh khalayak. Mayoritas orang ke Bayan memang hanya mengunjungi Masjid Bayan Beleq dan itupun kebanyakan turis mancanegara, sedikit sekali orang lokal yang kemudian mampir ke Masjid Bayan Beleq. Keberadaan Bayan memang tenggelam dengan keberadaan desa sebelah, Senaru yang lebih terkenal karena menjadi
pintu masuk ke maha gunung Rinjani.
Penduduk Desa Bayan mayoritas agraris, mereka bertani dan berkebun. Tak heran di sekeliling Desa Bayan masih terhampar permadani sawah padi nan hijau dan hutan-hutan penyimpan air yang masih rimbun.
Masyarakat bergantung pada hutan tersebut untuk mengairi sawah-sawah mereka. Itulah mengapa penduduk Bayan memiliki awiq-awiq/aturan adat untuk menjaga hutan mereka. “Melihat potensi yang dimiliki Desa Bayan, pengembangan pariwisata budaya dan membuka pintu masuk ke air terjun adalah awal untuk perkembangan Bayan. Masyarakat punya hasrat untuk memajukan desanya sendiri, dengan upayanya sendiri dan saya kira, perjuangan mereka dimulai sekarang. Bayan layak untuk bangkit dan maju menjadi pusat wisata baru, dan perlu mendapat dukungan dari dinas instansi terkait”, tegasnya.
Dan bila ditelusur, ternyata Desa Bayan selain memiliki guide juga banyak sentra-sentra baru wisata di Bayan mulai dikembangkan seperti telusur hutan, mengunjungi pusat tenun ikat, mempelajari adat sampai kesenian daerah berupa tari-tarian. Desa Bayan sedang bersolek untuk masa depan mereka.
Laporan : Ari
Editor : Agus SP
Tidak ada komentar