x

Pelayanan RSUD Praya Dikeluhkan Masyarakat

waktu baca 2 menit
Selasa, 18 Jun 2013 13:21 0 30 Redaksi

LOTENG – Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya, Loteng di keluhkan masyarakat. Salah satu keluhan itu diungkapkan Amaq Mardan (47) warga Dusun Bangket Tengak, Desa Puyung Kecamatan Jonggat, Loteng. Kejadian yang dialami anaknya, Murdani (21) yang mengalami luka di bagian muka akibat kecelakaan sepeda motor, sehingga menjalani rawat inap di kelas III ruang Flamboyan RSUD Praya.

Keluhan pelayanan yang dialami Amaq Mardani berawal pada Senin (18/6/2013) pagi, saat pasien dibangunkan untuk mendapatkan pengobatan. Menurut Amaq Mardani, saat perawat mengobati pasien, tiba-tiba pasien berteriak karena kesakitan hingga mengeluarkan bahasa yang tidak berkenan dihadapan perawat. Mendengar kata-kata pasien tersebut, perawat itu membalas dengan kata yang tidak seharusnya dikatakan oleh seorang perawat, “silahkan pulang aja kalau tidak mau di obati,” kata Amaq Mardan, meniru kata yang dilontarkan perawat tersebut.

Mardan menambahkan, siapapun pasiennya, seorang perawat tidak harus menanggapi ucapan orang yang sedang sakit. “Saya tidak terima, kalau anak saya di suruh pulang, saya mampu membayar biaya rumah sakit, saya akan melaporkan kejadian ini pada direktur RSUD,” tegas Amaq Mardan dengan kesal.

Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD Praya, Lalu Fatahillah yang ditemui di ruangannya menjelaskan, pelayan Rumah Sakit sudah melalui standar pelayanan, misalnya Kelas III yang notabene di isi oleh JPS yang sudah ada standarnya. “Tidak ada yang dibeda-bedakan, yang penting masyarakat datang ke rumah sakit dan mengetahui apa hak dan kewajibannya,” jelas Fatahillah.

“Artinya, bisa kita indikasikan bahwa pelayanan Rumah Sakit yang baik dengan pelayan bisa dilihat dari BOR (Penggunaan tempat tidur) persentase pemakaian tempat tidur Rumah Sakit padaTahun 2012 sudah mencapai 84 persen, padahal Standar Nasional 60 – 80 persen, artinya kalau kita kembalikan kepada kwalitas pelayan dengan persentase BOR, bisa kita artikan lebih baik pelayanan yang ada di Rumah Sakit”.

Terkait keluhan masyarakat terhadap perawat yang bahasanya kurang baik kepada pasien Fatahillah mengatakan, “itukan oknum perawat, jangan diasumsikan semua perawat demikan, kita kembalikan ke tempramen perawatnya, untuk merubah seseorang butuh waktu, kembalikan kepada oknumnya dan tolong siapa nama perawatnya biar ditelusuri,” katanya.

Kedepan, Direktur akan merencanakan pelatihan sapa pelanggan dan pelatihan senyum, yang tujuannya agar pasien mendapat pelayanan yang lebih baik. “Mudah-mudahan tahun ini terealisasi, karena senyum petugas kesehatan di pintu gerbang Rumah Sakit adalah obat pertama bagi pasien yang sakit,” ungkapnya.

(Pino)


Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA
    x
    x