MATARAM – Dinobatkan menduduki peringkat ketiga secara nasional serta berhak menyandang predikat sebagai Kota Langit Biru tahun 2012 oleh Kementerian Lingkungan Hidup, tahun ini Kota Mataram dipercaya menjadi tuan rumah kegiatan nasional Asistensi Evaluasi Kualitas Udara Perkotaan (EKUP) tahun 2013. Kegiatan yang diselenggarakan selama dua hari ini diikuti oleh para praktisi dan pemerhati lingkungan se-Indonesia. Dibuka secara resmi di Hotel Santosa Villa & Resort Lombok pada Rabu (27/11), dengan dihadiri oleh Wakil Walikota Mataram H. Mohan Roliskana.
Membuka kegiatan Asistensi EKUP 2013 ini, Deputi bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup M.R. Karliansyah menyatakan, sumber polusi di perkotaan 60-70% berasal dari gas karbon yang merupakan buangan kendaraan bermotor, selain dari industri yang prosentasinya lebih kecil. Berbeda dengan polusi yang bersumber dari sektor industri, untuk transportasi ini membutuhkan pola penanganan dengan pendekatan yang lebih komprehensif. Penanganan untuk pencemaran lingkungan ini membutuhkan koordinasi yang baik, dan tidak mungkin hanya ditangani oleh satu instansi. Melainkan secara terpadu oleh instansi-instansi terkait.
Sementara itu dalam sambutannya, Mohan menyatakan kebanggaan atas kepercayaan yang diberikan sebagai tuan rumah penyelenggaraan kegiatan yang merupakan sebuah upaya sistematis dan integratif untuk terus bersama-sama meningkatkan kualitas lingkungan perkotaan yang sehat dan nyaman untuk dihuni oleh masyarakatnya. Dalam hal ini secara spesifik adalah mengenai kualitas udara di perkotaan. Melalui kegiatan ini akan ditemukan formula yang tepat, yang hasilnya akan menjadi parameter untuk membangun sebuah lingkungan perumahan yang sehat.
“Kota Mataram dengan kepadatan dan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi, diikuti juga dengan peningkatan jumlah sarana prasarana kendaraan sebagai pendukung mobilitas masyarakat. Ini penting untuk menjadi pemikiran Kota Mataram, untuk ikut masuk ke dalam rencana aksi atau rencana kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan ikut berpartisipasi”, tutur Mohan.
Di Kota Mataram yang belum memiliki laboratorium untuk memeriksa tingkat pencemaran lingkungan, sejak 2012 lalu telah dilakukan kerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup melalui pemasangan empat alat yang disebut dengan passive sampler di titik-titik tertentu. Hasil dari alat ini dilaporkan secara rutin kepada kementerian sebagai support data untuk diukur tingkat polutan ambience di Kota Mataram. Selain itu, selama tiga tahun berturut-turut Kota Mataram juga melakukan uji emisi bagi kendaraan-kendaraan bermotor, dengan tingkat lolos uji 70-80%.
(ufi/foto odink/hms)
Tidak ada komentar