Mataram, MATARAMnews – Puluhan petani tembakau asal Lombok Timur dan Lombok Tengah dengan didampingi oleh Serikat Tani Nasional (STN) NTB mendatangi Kantor DPRD NTB, Senin (27/8/2012) siang. Mereka hendak bertemu dengan para wakil rakyat yang ada di Udayana untuk menyampaikan persoalan yang saat ini sedang dihadapi oleh para petani tembakau swadaya tersebut.
Para petani ini mengeluh karena hasil panen tembakau mereka tidak mau dibeli oleh pihak perusahaan ditambah lagi harganya sangat rendah, karena itu para petani meminta agar pemerintah daerah ikut turun tangan.
Dalam aksi yang dimotori oleh Ketua STN NTB, Ahmad Rifai tersebut massa menyampaikan tututannya, mulai dari naikkan harga tembakau sekarang juga, bahkan meminta untuk mencabut izin perusahaan yang tidak membeli tembakau petani dan yang terakhir adalah tolak RPP tembakau.
“Kita ketahui bahwa harga tembakau selalu di veto oleh perusahaan pengepul tanpa tawar-menawar padahal harus musyawarah,” kata Ahmad Rifai dalam orasinya.
Setelah lama melakukan orasi dijalan depan kantor DPRD NTB, akhirnya massa diperbolehkan untuk masuk kemudian sebanyak 15 orang perwakilan massa diberikan waktu untuk berdialog. Pada kesempatan tersebut, mereka diterima oleh, Wakil Ketua DPRD NTB, H.L. Syamsir, beberapa Anggota Komisi II, Kadis Perkebunan, Kadis Perindag, Asisten II dan Karo Perekonomian.
Dihadapan para wakil rakyat dan perwakilan eksekutif tersebut perwakilan massa ini menyampaikan uneg-unegnya. Seperti yang disampaikan, Marnin ketua STN Lotim yang juga petani tembakau mengatakan bahwa dibagian selatan, Sekaroh sudah melakukan 6 kali pengovenan. Namun sayang pihak perusaan tidak mau membeli kalau dari petani swadaya. “apa bedanya petani swadaya dan petani binaan,” katanya.
Ia juga menyampaikan rasa was-wasnya jika tembakau yang sudah dioven tidak juga dibeli maka akan terjadi kerusakan dan tentunya petani yang akan menanggung rugi.
Lain pula menurut, M.Gozali, mengatakan bahwa mereka terpaksa turun aksi mengingat apa yang mereka derita, karena itu pemerintah harus turun ke lapangan. “kami terpaksa turun kejalan, kami mohon pemerintah pro aktif dan persoalan ini tidak diselesaikan nasib kami tidak jelas,” ucapnya.
Karena itu Ia meminta agar dilakukan pengontrolan ke gudang dan perusahaan jika ditemukan merugikan diminta untuk izinnya dicabut.
Sementara itu, pada kesempatan tersebut, L.Syamsir, mengapresiasi atas kedatangan para petani tembakau tersebut. Diakui pula olehnya dari hasil kunjungan yang dilakukan bahwa harga tembakau saat ini anjlok padahal hasil petani bagus.
Bahkan politisi Udayana mendukung apa yang disuarakan oleh para petani ini,” kita mendukung untuk kesejahteraan rakyat,” katanya dihadapan perwakilan massa. Ia juga mengharapkan pemerintah untuk turun tangan dalam menangani harga tembakau.
Sedangkan menurut Asisten II Pemprov NTB, Abdul Haris, mengatakan bahwa terkait dengan persoalan yang dihadapi oleh para petani tersebut telah dilakukan pemanggilan dan pertemuan dengan pihak perusahaan yang ada.
Dimana dari 21 perusahaan, 8 perusahaan hadir dalam rapat yang digelar di kantor Gubernur NTB dan dihadiri pula oleh ketua APTI. “Prinsipnya bagaimana petani tidak dirugikan, bagaimana perusahaan beli tembakau rakyat,” ucapnya.
Dikatakannya pula bahwa hasil dari rapat terbatas tersebut, pada tahun 2012 ini ada 4 perusahaan tidak melakukan pembelian. Selain itu perusahaan siap membeli tembakau petani dengan komposisi petani binaan 80 dan petani swadaya 20 persen. Namun, ada sebagian petani yang menanam benih kualitas kurang baik sehingga itu mempengaruhi kualitas, sehingga kedepan saran dari pihak perusahaan berupa bantuan bibit.
Tidak itu saja pada tahun ini di pabrik terjadi pula rasionalisi stok, stok yang dibeli disesusikan dengan stok pabrik sehingga ada pengurangan, “bahwa mereka (perusahaan,red) juga tetap berkomitmen harga ditetapkan dengan musyawarah,” paparnya.
Tidak ada komentar