MATARAM – Pelaksanaan Pemilu Legislatif (Pileg) 2014, dinilai tidak memberikan kontribusi riil terhadap rakyat, karena tak seorang pun calon legislatif (caleg) yang berani membangun program kerakyatan. Demikian dilontarkan M Irfan, mantan Ketua Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Kota Mataram.
Irfan mengatakan, “dari simbol kampanye itu sudah membuktikan bahwa mereka (para caleg) hanya bisa memberikan janji-janji. Ini, tidak bisa membebaskan rakyat dari perbudakan, penghisapan dan penindasan sistem kolonial”.
Maka, lanjut Irfan, salah satu batu loncatan selaku generasi muda, tidak percaya dengan pileg 2014. “Kita menginginkan caleg yang idealismenya mengacu pada pasal 33 UUD 1945 yang dimana bumi, air dan kekayaan alam itu dikelola oleh negara untuk kemakmuran rakyat, bukan caleg kacang-kacangan yang hanya memikirkan individu atau kelompoknya, yang pada akhirnya membawa cita-cita rakyat kedalam lubang kehancuran”, terangnya.
Ia menegaskan, kepada para caleg harus mampu menjalankan program-program kerakyatan, sesuai dengan kebutuhan mayoritas rakyat, baik itu dari sektor tani, nelayan dan membuat wadah sebagai tempat kaum muda pengangguran untuk berkarya. “Sejauh ini anggota legislatif tidak pernah membangun program-program seperti yang diharapkan masyarakat”, ujarnya.
“Sejumlah dana aspirasi yang notabenenya dipergunakan untuk kesejahteraan rakyat, malah dipergunakan untuk individu dan kelompok mereka”, katanya.
Irfan berharap, masyarakat harus berani mengambil sikap tegas, memilih legislatif bukan semata-semata karena suapan, kekeluargaan dan sahabat, melainkan memilih caleg yang berani berjuang bersama untuk menegakkan pasal 33 UUD 1945. “Demi menuju Indonesia merdeka, bebas secara ekonomi, politik dan budaya”, katanya.
(Imam)
Tidak ada komentar