x

Potong Rambut Ala Komunitas Adat Bayan

waktu baca 2 minutes
Sabtu, 11 Jan 2014 23:36 0 36 Redaksi

KLU – Potong  rambut atau istilah bahasa Bayan  “mengkurisan” ala komunitas adat Bayan secara umum dilakukan dua kali yaitu ketika anak berusia sekitar satu tahun dilakukan cukur rambut yang dinamakan merebak.

Posisi pisau pada saat ngurisan pertama yang di pegang oleh kiyai Lebe atau kiyai santri itu menghadap kerah barat,  sementara sang kiyai harus memegang pisai menghadap kea rah timur yaitu berhadapan dengan anak yang dicukur.

Cukur kedua dilaksanakan ketika usia anak minimal lima tahun yang dikenal dengan sebutan merangkap.  Pada acara kurisan kedua ini posisi pisau yang di pegang oleh kiyai lebe atau kiyai santri  itu menghadap ke timur.

Kertamalip, salah seorang tokoh masyarakat Karang Bajo menjelaskan, masyarakat adat Suku Bayan ( penduduk asli Bayan )  berada dalam wilayah 4 wet kepembekelan , yaitu wet Pembekel Beleq Bayan Timur, wet Pembekel Beleq  Bayan Barat, wet Pembekel Beleq Loloan dan wet Pembekel Belek Karang Bajo.

“Keempat wet pembekelan ini,  umumnya  melaksanakan acara ngurisan dua kali, sesuai dengan aturan adat istiadat yang di jalankan dari jaman dahulu sampai sekarang”, jelas Kertamalip.

Prosesi ritual adat ini biasanya diawali dengan  dengan pengambilan air yang didoakan oleh kiyai yang disebut dengan air mel-mel dan dilanjutkan dengan pembacaan lontar (takepan) Jati Suara. Takepan ini dibaca semalam suntuk yang menceritakan kisah nabi yang diuraikan secara kisah pewayangan oleh dua orang atau lebih. Pembaca lontar disebut dengan pemacan dan penterjemahnya dikenal dengan pujangga.

Dijelaskan, air mel mel gunanya untuk mengusap  kepala anak yang akan di cukur. Sedangkan cara lain untuk mendapat air mel-mel dari prosesi ngurisan ini, khusus di wilayah kepembekelan Karang Bajo adalah menggelar ritual mendewa sehari semalam,  dan mendewa ini  dilakukan oleh 5 orang atau lebih.

Ngurisan ala adat Bayan ini diawali dengan mencari hari yang tepat (diwasa) dengan menghitung tanggal bulan pada tahun hijriyah.  Tujuannya agar anak yang dicukur rambutnya kelak menjadi anak yang taat kepada orang tua, agama nusa dan bangsa. Sedangakan  bulan yang biasa di lakukan ngurisan adalah bulan Rabiul Awal, Rajab, Sya’ban, Syawal dan  Zulkaidah. Selain bulan tersebut tidak dilakukan prosesi ngurisan.

Sementara persiapan acara ritual ngurisan adalah menyedian 1 ekor kambing pejantan yang cukup umur untuk di aqikah.  Dan kambing tersebut kemudian dipotong  oleh kiyai Lebe atau kiyai santri. Setelah itu dagingnya dimasak dan diundang beberapa tokoh untuk tahlilan dan do’a yang dipimpin kiyai, barulah makan bersama.

(Ari)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA
    x
    x