MATARAMnews (KLU) – Realisasi proyek Alokasi Dana Desa (ADD) Desa Bentek selesai sesuai target yang dipatok sejak awal. Pasalnya, lima dusun yang mendapat jatah dana ADD termin II diarahkan pada pembangunan sesuai dengan petunjuk dan prosedur yang termuat dalam Juklak dan Juknis pengelolaan. Pembangunan yang rata-rata dialokasikan untuk membuat infrastruktur masyarakat terbukti sesuai harapan banyak pihak. Dan, limitasi waktu yang dibutuhkan untuk realisasinya tak memakan waktu lebih dari satu bulan serta sistem pengerjaannya ditempuh secara swakelola, yakni dengan sistem gotong royong, yang melibatkan seluruh anngota masyarakat. Hal ini dipaparkan, Kepala Desa Bentek, Budiarta. Budiarta menjelaskan bahwa mekanisme dalam penggarapan ADD II di semua dusun sepenuhnya diserahkan kepada kesepakatan masing-masing pemerintah dusun setempat bersama warga. “Semua dusun di Bentek yang mendapat siraman dana ADD rata-rata memiliki lokus banjar lengkap dengan pengurusnya, sehingga pemerintah desa memotivasi dan memfasilitasi saja.
Diambilnya sistem gotong royong di setiap dusun ini dalam penggarapan setelah disepakati pada rapat banjar masing-masing. “Mekanisme pengerjaan secara gotong royong ditentukan lewat forum banjar masing-masing dusun. Sehingga proses penggarapan tidak memakan waktu lama serta jalinan kebersamaan tetap terjalin, ”papar Budi, Selasa (15/11/2011).
Ditambahkan Budi, gotong royong merupakan tradisi yang diwariskan nenek moyang desa setempat dalam hal membangun. Kebiasaan ini dianggapnya memiliki nilai luhur dan arif karena bisa membangun rasa kebersamaan dan kekompakan yang berujung pada peneguhan persatuan dan kesatuan komunitas masyarakat.
Di samping itu, sistem ini juga telah mengakar dalam kehidupan masyarakat setempat. Semua jenis pembangunan di wilayah desa setempat sebagian besar dikerjakan dengan gotong royong, suatu implemetasi sistem swakelola pembangunan (pengelolaan sendiri).
Banyak sekali nilai-nilai kearifan yang dikandung gotong royong, misalnya tetap terjalin hubungan kerjasama sesama warga, terbangunnya solidaritas bermasyarakat, terpadunya kekompakan warga dalam membangun, tetap tegaknya persatuan warga, dan sebagainya. “Sistem gotong royong merupakan tradisi masyarakat Bentek dari dulu hingga sekarang. Sistem yang diwariskan oleh generasi terdahulu mesti perlu dan harus tetap kita pertahankan sampai saat ini, bahkan hingga kapan pun, tentunya menyesuaikan perkemangan zaman,” ajaknya.
Di tempat terpisah, pandangan senada diungkapkan Giri Putra, Ketua LPM Desa Bentek, pelaksanaan proyek ADD mesti dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lewat terpenuhinya bangunan-bangunan fisik warga. Sebab, tujuan pokok program tersebut diseting semenjak awal oleh pemerintah untuk memenuhi pembangunan infrastruktur masyarakat desa. “Jadi, program ADD ansich untuk pembangunan fisik,” jelasnya.
Lebih jauh Giri mengungkapkan, program ADD termasuk program pembangunan yang prinsipil guna mendorong percepatan pembangunan desa, konsekuensinya alokasinya harus tepat sasaran sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat luas.
Oleh karenanya, penggarapannya mesti lewat mekanisme yang benar. Pasalnya evaluasi kompleks, karena standar evaluasi ADD itu multi aspek, meliputi aspek holistik, terinci, terukur, dan aspek utulitas. “Kemanfaatan proyek ADD harus benar-benar bisa dirasakan dampaknya oleh masyarakat, sehingga sasaran ADD untuk pembangunan infrastruktur masyarakat tak sekedar isapan jempol belaka, ”jelasnya.
(Laporan : Sarjono | KLU)
Tidak ada komentar