KOTA BIMA – SMPN 8 Kota Bima merupakan sekolah rawan bencana, tercatat 2006 lalu banjir bandang merusak sejumlah fasilitas sekolah setempat, di antaranya pagar roboh sehingga terbawa oleh arus banjir. Akhirnya, kini sekolah tersebut menjadi sekolah shlter atau sekolah anti bencana alam, dimana shlter yang dibangun dengan anggaran APBN senilai Rp.1,2 Milyar tahun 2013, rencananya dikhususkan untuk penampungan masyarakat sekitar apabila terjadi bencana alam seperti gempa bumi.
Tahun 2012 SMPN 8 Kota Bima terpilih menjadi duta Propinsi NTB pada Lomba Sekolah Sehat (LSS) dan pada 17 Agustus 2013 mendatang akan di umumkan peserta LSS yang masuk tiga besar dari 33 duta propinsi masing-masing.
Kepala SMPN 8 Kota Bima Muhammad Nur, S.Pd pada wartawan ini mengatakan, anggaran sebesar itu rencananya akan dibangun empat lokal ruang kelas berlantai dua (Dua lokal lantai bawah dan dua lokal lantai atas). Shlter merupakan sekolah anti bencana alam dan didalamnya juga terdapat ruang dapur lengkap dengan perabot dan isinya. “Pada proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) kelas tersebut akan digunakan sebagai kelas belajar, jika terjadi gempa. Maka dijadikan ruang untuk penampungan masyarakat yang mengusi akibat bencana gempa bumi,” ujarnya saat ditemui Rabu (31/7/2013) diruang kerjanya.
Menurutnya, apabila saja gempa bumi terjadi saat proses belajar mengajar. Siswa tidak perlu panik lari berhemburan keluar dari bangunan tersebut, akan tetapi siswa tinggal melindungi diri saja dengan cara masuk dibawah kolom meja yang didesain anti gempa. “Bangunan Shlter tidak mudah roboh, walaupun datang gempa bumi. Pasalnya, bangunan ini didesain khusus sebagai bangunan anti bencana alam,” jelasnya.
Saat ditanya bagaimana anggaran tersebut didapatkan pihaknya ?, kata Muhammad Nur, kriteria untuk mendapatkan bantuan tersebut adalah sekolah yang rawan bencana dan harus sekolah yang sudah berprestasi. “Di Kota Bima untuk sekolah yang rawan gempa, diantaranya SMAN 4, SMAN 5 dan SMPN 7 kobi. Namun SMPN 8 sendiri saat ini sedang menjadi duta NTB pada LSS, sehingga berhak untuk mendapatkan bantuan dan sekaligus Shlter ke 15 di Indonesia serta satu-satunya di NTB ini,” cetusnya.
Anggaran ini akan masuk ke rekening Komite Sekolah, dan apabila sudah dicairkan (Tranfer) oleh pusat ke rekening tersebut. Maka pihak Komite Sekolah akan melaporkan ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Bima, baru di lanjutkan oleh pihak dinas ke Panitia tender proyek Pemerintah Kota (Pemkot) Bima.
Dari catatan wartawan ini, sekolah tersebut terus diguyur bencana alam khususnya banjir. Seperti banjir bandang yang melanda Kota Bima tahun 2006 lalu, SMPN 8 Kota Bima merupakan sekolah terparah akibat bencana tersebut. 2010 juga masih tertimpah bencana banjir dan bahkan setiap tahunnya saat musim hujan, beberapa kelas terendam banjir hingga 15 cm.
Namun sekolah ini tetap komit membangun dan memperbaikinya guna sebagai lembaga pendidikan yang mencetak generasi penerus bangsa ini. Alhasil 2007 dan 2010 mendapatkan bantuan Block Grand, sehingga dari dana pusat itu, sekolah ini mampu bangkit lagi dengan memperbaki pagar yang telah romboh dan memperbaiki fasilitas lainnya yang rusak akibat banjir, tambahnya.
(khairul/bima)
Tidak ada komentar