“Mereka tak memberikan kesempatan yang sama bagi putra daerah, lebih parah lagi pengelola BLKI dari kementerian dan Pemda Lotim sangat lemah menghadapi kebijakan dan penerapan standar qualifikasi asing yang mempersulit putra daerah”.
LOTIM, mataramnews.co — Sejumlah aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Nusantara Parliament Watch (NPW) Lombok Utara, Jumat (21/8/2015) siang, mendatangi kantor Balai Latihan Kerja Internasional (BLKI), Lenek, Lombok Timur yang beroperasi dibawah otoritas Kementerian Tenagakerja dan Transmigrasi yang berkerjasama dengan perusahaan kapal pesiar Royals yang bermarkas di Amerika.
Kedatangan para penggawa NPW itu untuk memprotes keras dugaan tindakan diskriminasi yang dilakukan manajemen perusahaan kapal Royal terhadap putra/putri daerah calon siswa yang direkrut untuk belajar.
Tiga orang aktivis NPW yang terdiri dari Ketua dan sekretaris serta wakil ketua bidang hubungan internasional nya itu diterima Manager operasional infrastruktuk BLKI Lotim, Marino Iman Santoso diruang konfrensi.
Ketua dan Sekretaris NPW KLU, Bagiarti – Adam Tarfiin (kiri-tengah) saat berbincang dengan manajer operasional BLKI Lotim, Marino IS (kanan). Sekretaris NPW, Adam Tarfiin dihadapan manager operasional BLKI mengatakan, kedatangannya ke BLKI atas aduan dan kuasa salah seorang calon siswi BLKI atas nama, Baiq Dita Ermalia Sari, asal Lombok Tengah yang merasa di curangi pihak Royal. Adam mengatakan, Baiq Dita dinyatakan pihak Royal telah lulus berbagai seleksi dibuktikan dengan surat resmi Perusahaan Royal dan berhak untuk masuk di Training dan didik menjadi tenaga professional dibidang jasa layanan kapal pesiar Royal.
“Namun anehnya Baiq Dita tidak kunjung mendapat kepastian kapan mulai masuk belajar tanpa alasan jelas, belakangan salah seorang staf asing bernama Erin E Toomey, memberitahu bahwa Baiq Dita tidak diterima meski telah lolos seleksi,” ungkap Adam.
Pada kesempatan itu Ketua NPW, Bagiarthi SH, juga mengatakan pelamar yang diterima didominasi pelamar luar NTB, itu bukti ketidakberesan pengelola BLKI. “Mereka tak memberikan kesempatan yang sama bagi putra daerah, lebih parah lagi pengelola BLKI dari kementerian dan Pemda Lotim sangat lemah menghadapi kebijakan dan penerapan standar qualifikasi asing yang mempersulit putra daerah,” tegasnya.
Argumen tiga aktivis NPW itu tak banyak mendapat tanggapan manajer operasional, Marino Iman Santoso. Marino berkilah, dirinya hanya bisa menampung aduan kasus yang dibawa LSM NPW sebab para petinggi BLKI sedang diluar daerah. “Maaf pak, saya gak bisa menanggapi keluhan bapak, apalagi soal kesiswaan. Itu otoritas penuh para petinggi BLKI untuk klarifikasi, sekarang mereka sedang diluar daerah,” ungkap Marino.
Ungkapan Marino semakin membuat panas ketiga aktivis NPW tersebut sehingga menyulut adu mulut dengan sang manajer operasional infrastrukur. Kejadian itu membuat Ketua divisi hubungan Internasional NPW, Lalu Eddi Supriadi, berkeras minta bertemu dengan pengajar asing pihak Kapal Royals.
Mereka akhirnya dipertemukan dengan penanggungjawab pendidikan kapal Royal berkebangsaan asing bernama Mr.Cristo. Bule paruh baya itupun, tidak bisa banyak bicara saat itu ketika NPW menyodorkan email resmi Royal yang menerima calon siswa bernama Baiq Dita. “I Don’t really know what happen, but I think, Dita is only pass the second chapter of the third test. That is way she not become a student in Royals,” ungkap Cristo.
Jawaban Cristo kembali ditimpali Eddi Supriadi. Dalam suasana tegang itu Eddi mengatakan, ”Mr. Cristo, your company has confirmed Dita, that she passed the test and is ready to undergo training. And if then she did not pass, why the hell your company did not re-confirm that she can not attend training,?,” pungkas eddi.
Perdebatan itu tidak menghasilkan keputusan apapun, Cristo berlalu pergi meninggalkan ruang konfrensi karena bingung mau menjawab apa. Akhirnya, pihak NPW keluar BLKI dengan kecewa. Mereka mengancam akan datang kembali dengan massa jika kasus itu tidak ditanggapi serius.
Laporan : Ari
Editor : Guswan Putra
Tidak ada komentar